Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 9 Menyimak Hasil Wawancara
Bahasa Indonesia · Bab 9 Menyimak Hasil Wawancara
Nia Kurniati

24/08/2021 15:42:56

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

KOMPETENSI 9

MENYIMAK HASIL WAWANCARA

A. SIMPULAN ISI WAWANCARA

Standar Kompetensi

Memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara.

Kompetensi Dasar

Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang

tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara.

Indikator

1. Mampu mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang

dikemukakan narasumber.

2. Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan

narasumber.

3. Mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari

wawancara yang didengarkan

ke dalam beberapa kalimat singkat.

1.

Definisi Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab dengan seseorang

yang bertujuan mendapatkan informasi. Orang yang

diwawancara disebut narasumber.

Ada beberapa jenis wawancara, antara lain;

a. Wawancara berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan

dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

Kompetensi Berbahasa Indonesia





133

sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun

sebelumnya.

b. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara dengan

mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas dan

leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah

dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan muncul

secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi

dan kondisi ketika melakukan wawancara.

P

erhatikan petikan singkat sebuah kegiatan wawancara

berikut.

Usai memberikan hak pilihnya pada Pilkades di Desa

Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, hari

Minggu (11/3/2007) pagi, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono beserta Ibu Ani, dihadang empat orang

wartawan cilik. Yang dihadang awalnya terkejut, kemudian

tersenyum lebar. Maklum, yang menghadang anak-anak.

Apalagi para wartawan cilik dari TV

Spacetoon

yang

siarannya mencakup Jabodetabek itu sigap dan tegas

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, layaknya wartawan

senior.

“Pak, kok sering banjir dan longsor sih,” tanya salah

seorang dari mereka.

Mendapat pertanyaan ini, SBY dan Ibu Ani tidak langsung

menjawab. SBY mengajak anak-anak itu bernyanyi “Lihat

Kompetensi Berbahasa Indonesia





134

Kebunku”. Para wartawan cilik itu, bersama warga yang ada

di sekitarnya, bersama SBY dan Ibu Ani, langsung

menyanyi.

Lihat kebunku, penuh dengan bunga. Ada

yang putih, dan ada yang merah. Setiap hari, kusiram

semua. Mawar, melati, semuanya indah.

Inti lagu ini,

jagalah lingkungan biar tidak ada lagi banjir dan tanah

longsor.

Kata Ibu Ani, kita harus memelihara tanaman. Hutan harus

dilestarikan. Tambah SBY, "Pelihara kebersihan ,

keindahan. Kita harus sayang sama tanaman, pepohonan,

sehingga alamnya jadi baik. "Kalau kita memelihara alam,

tidak akan banyak banjir. Tidak akan banyak bencana. Betul

kan?” Tanya SBY. "Betuuuul," jawab mereka.

Bagaimana caranya jadi presiden?

Tanya wartawan cilik lagi. Semua yang mendengar tergelak.

Termasuk SBY dan Ibu Ani. SBY kemudian menjawab.

”Pertama, kita harus sering berdoa, sering beribadah sesuai

agamanya masing-masing. Kedua, belajar dengan sungguh-

sungguh.Ketiga, pelihara jasmaninya supaya sehat, biar

kuat. Keempat, sayang dan patuh kepada kedua orangtua

Kompetensi Berbahasa Indonesia





135

dan guru.

Insya Allah

kalau anak –anak mengikuti saran itu,

akan menjadi putra-putri terbaik bangsa, termasuk menjadi

Presiden,” kata SBY.

Diakhir wawancara, wartawan cilik itu memperlihatkan yel-

yel khas Bahana Anak Indonesia, dan mengajak SBY, Ibu

Ani, dan semuanya untuk mengikuti. SBY dan Ibu Ani

menuruti ajakan anak-anak itu. "Bandooo...ya ampuuun."

Semua kemudian pertepuk tangan.

(Catatan: Berita ini diambil dari situs resmi Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono) (www.presidensby.info)

Berdasarkan kegiatan di atas, termasuk jenis wawancara

apakah kegiatan wawancara di atas? Wawancara

berstruktur atau tidak berstruktur?

2

.

Uji Kemampuan

1. Bentuklah kelompok beranggotakan empat orang!

2. Pahamilah kembali wawancara singkat di atas!

3. Diskusikanlah dengan kelompokmu hal-hal berikut!

a. Sebutkanlah informasi yang termasuk fakta!

.....................................................................

..................................................................

b. Sebutkanlah informasi yang termasuk opini/pendapat!

.....................................................................

..................................................................

Kompetensi Berbahasa Indonesia





136

c. Bagaimanakah sikap narasumber ketika mendapat

pertanyaan dari wartawan cilik?

.....................................................................

............................................................

4. Buatlah sebuah kesimpulan dari hasil mendengarkan

wawancara tersebut!

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

.................................................

5. Tulislah informasi yang diperoleh dari wawancara yang

didengar ke dalam beberapa kalimat singkat!

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

................................................

3. Tugas

1. Berikut adalah contoh sebuah kegiatan wawancara.

Kompetensi Berbahasa Indonesia





137

2. Dua orang temanmu memeragakan wawancara tersebut

sebagai pewawancara, yaitu Ulfa Nabeela; kelas VI

di

Taerung

Elementary School

, Seoul, Korea Selatan

dan

sebagai narasumber, yaitu

Kak Asma Nadia

!

3. Berikut ini petikan wawancaranya.

(Pengarang cerita remaja, Kak Asma Nadia, baru-baru

ini berkunjung ke Seoul, Korea Selatan untuk mengikuti

program kebudayaan yang diadakan oleh pemerintah

Korea. Warcil, Ulfa Nabeela yang sedang sekolah di

sana beruntung berhasil mewawancarainya. )

Apa kabar Kak Asma? Pastinya baik-baik saja kan?

Allhamdulillah, baik Nabeela!

Ngomong-ngomong sudah ke mana saja selama ini?

Kakak sudah ke Andok di Folk Village, terus ke Akademi

Konghucu. Terus Kakak ikut ke pusat shooting drama

"Winter Sonata". Kakak juga ke DMZ. DMZ itu daerah

perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Mereka

masih saling musuhan jadi batas negaranya dibuat

khusus oleh PBB.

Di Korea, makanan kesukaan Kakak apa?

Buldalk. Ayam yang pedes-pedes itu loh.

Sejak kapan Kak Asma belajar menulis?

Kompetensi Berbahasa Indonesia





138

Kak Asma belajar menulis itu sebenarnya mulai kelas II

atau kelas III SMP gitu. Kakak bikin tulisan tapi ditolak,

enggak di muat di majalah. Terus nulis cerita. Tulisan

Kakak akhirnya dimuat di majalah dinding dan di koran

sekolah. Kakak sudah mulai dapat honor ketika Kakak

kuliah tingkat satu.

Ngomong-ngomong bagaimana caranya untuk

menjadi penulis?

Kata ayah Kakak, bapak Wijaya almarhum, ada tiga cara

untuk menulis. Yang pertama: menulis. Yang kedua,

Nabeela harus inget baik-baik: menulis. Yang ketiga,

inget baik-baik lagi: menulis. Iya lho bener, menulis

semua. Kalau pengen menulis itu ya harus dengan

menulis!

Siapa yang paling berjasa mendorong Kak Asma

menjadi penulis?

Yang pertama itu ibu, karena ibu Asma dari kecil, biarpun

dulu itu hidupnya sengsaraaaaaaa sekali, tinggalnya di

samping rel kereta api yang rumah gubug-gubug itu, Ibu

selalu ngebeliin Kakak buku. Jadi Kakak punya banyak

buku. Malah Kakak bisa bikin penyewaan buku! Terus

yang kedua, Kakak Asma. Namanya Helvy Tiana Rosa.

Yang ketiga, yang berjasa itu Bang Isa (suami Kak

Asma).

Kompetensi Berbahasa Indonesia





139

Ada berapa buku yang sudah di tulis Kak Asma?

Buku yang pertama itu terbit tahun 99 akhir. Sampai

sekarang sudah terbit 30 buku.

4. Cermatilah informasi berupa fakta dan opini yang

disampaikan narasumber! Tuliskanlah pada format

berikut!

FAKTA

OPINI

5. Tuliskanlah kesimpulan yang diperoleh dari hasil

wawancara di atas!

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

..........................................................................................................









Kompetensi Berbahasa Indonesia





140

B. HAL-HAL PENTING DALAM WAWANCARA

Standar Kompetensi

Memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara.

Kompetensi Dasar

Menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan

narasumber dalam wawancara.

Indikator

1. Mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang

diwawancarai.

2.

Mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara

dengan bahasa yang komunikatif.

1. Hal-Hal Penting

Masih ingatkah wawancara singkat antara Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan wartawan cilik?

Kamu pasti bisa menuliskan hal-hal penting dari kegiatan

wawancara itu. Informasi penting yang dapat dituangkan ke

dalam satu atau dua kalimat adalah sebagai berikut.

1. Cara mengatasi banjir dan longsor dapat dilakukan

dengan menjaga lingkungan,

memelihara tanaman,

memelihara kebersihan, dan keindahan. Selain itu,

menyayangi pepohonan dan melestarikan hutan

sehingga alam menjadi baik kepada manusia.

2. Cukup mudah bila ingin menjadi seorang presiden.

Pertama, harus sering berdoa, sering beribadah sesuai

agamanya masing-masing. Kedua, belajar dengan

sungguh-sungguh.Ketiga

,

memelihara jasmani supaya

Kompetensi Berbahasa Indonesia





141

sehat, biar kuat. Keempat, sayang dan patuh kepada

kedua orangtua dan guru.

2. Uji Kemampuan

1. Bacalah dengan saksama teks wawancara berikut!

2. Tentukanlah dua orang yang akan memeragakan

wawancara sesuai dengan teks berikut!

3. Berkonsentrasilah untuk menyimak dan siapkan bukumu

untuk mendata dan mencatat hal-hal penting!

Mungkin tak seorang pun wartawan yang belum mengenal

namanya. Pak Jakob Oetama memang wartawan senior di

Indonesia. Ia telah melewati lebih setengah usianya. Pak

Jakob lahir di Borobudur Magelang, 27 September1931

sebagai wartawan.

Selama hampir 38 tahun menjadi wartawan, Pak Jakob tidak

hanya memimpin koran Kompas. Ia pun menjadi anggota

Dewan Kehormatan PWI, penasehat Konfederasi Wartawan

ASEAN, dan mengajar di FISIP UI Indonesia. Selain itu, ia

pernah jadi anggota DPR-RI. Sebelum jadi wartawan, Pak

Jakob menjadi guru di sebuah SMP di Jakarta.

Berikut petikan wawancara antara wartawan korcil

Republika (WKR) dengan Jakob Oetama!

WKR : Menjadi wartawan itu bagaimana Pak?

JO

: Wartawan itu selain mempunyai otak yang cerdas,

Kompetensi Berbahasa Indonesia





142

juga mempunyai hati yang peduli sama orang,

cenderung membela orang yang susah dan

terlantar, tidak enak dengan kekuasaan. Itu ciri khas

wartawan.

WKR : Apa saja yang harus dimiliki wartawan?

JO

: Sifat yang cocok dimiliki wartawan adalah lincah

otaknya dan gelisah hatinya. Dia tidak bisa terima

begitu saja apa yang diperolehnya. Dia akan cari

terus, kenapa kok begini, kok begitu. Wartawan harus

terbuka, tidak punya prasangka buruk, mau bekerja

keras. Pengetahuan umum juga perlu dimiliki seorang

wartawan.

WKR : Koran atau majalah yang baik itu yang bagaimana?

JO

: Yang enak dan mudah dibaca itu Republika.

Pendekatannya sangat menonjolkan sisi

kemanusiaan, menghibur, tidak hanya memberi

informasi, tetapi enak dibaca, tidak berat. Barangkali

kalau Kompas berat (Pak Jakob tertawa).

WKR : Perbedaan wartawan dulu dengan sekarang itu

apa?

JO

: Kalau dulu itu segala sesuatu serba sederhana.

Selain hidup sederhana, masalah yang diliput juga

sederhana. Menulis berita masih pakai mesin ketik,

belum ada komputer. Kalau wartawannya bisa naik

kendaraan roda dua sudah beruntung, dulu umumnya

naik kendaraan umum. Wartawan sekarang

pekerjaannya lebih berat, karena masyarakat maupun

Kompetensi Berbahasa Indonesia





143

kejadian-kejadian yang harus diliput lebih rumit, tidak

hanya meliput di Indonesia tetapi juga di negara lain.

WKR : Kalau perbedaan wartawan tulis dengan wartawan

televisi apa Pak?

JO

: Wartawan televisi itu mengandalkan pada gambar,

misalnya pertandingan sedang berjalan langsung

diliput dan disiarkan, kita sudah menonton saat itu

juga. Sedangkan wartawan tulis, pertandingan

sedang berjalan mereka juga menonton tetapi

menulisnya setelah pertandingan selesai.

Kita baru membaca koran sore hari atau pagi harinya

saat koran terbit. Karena itu wartawan tulis harus

lebih cerdas, cermat, lebih canggih.

WKR : Enaknya menjadi wartawan apa Pak?

JO

: Seperti saya sama Presiden kenal, sama menteri

kenal, sama pengusaha-pengusaha gede kenal,

sama orang susah kenal, sama orang biasa kenal

dan juga dikenal. Makanya wartawan itu disebut kuli

tinta, tapi juga ratu dunia.

WKR : Kenapa menurut Bapak menjadi wartawan itu

menarik?

JO

: Karena pekerjaannya tidak selesai-selesai. Meski

hari ini selesai, tapi besok ada lagi. Jadi tantangan itu

ada terus. Sedikit banyak pekerjaan wartawan itu ada

risiko.

WKR : Waktu kecil dulu Bapak ingin menjadi apa sih?

Kompetensi Berbahasa Indonesia





144

JO

: Saya ingin jadi guru atau wartawan. Akhirnya saya

pernah menjadi guru di SMP dan Universitas di

Jakarta.

WKR : Hobi Bapak waktu kecil apa?

JO

: Saya ini orang desa. Bapak saya guru SD. Hobi

saya mandi di sungai (Pak Jakob tersenyum),

membantu Mbah saya yang punya warung di

samping sekolah.

WKR : Bapak lulusan dari mana?

JO

: Saya belajar mulai dari bawah. Waktu lulus SMA

saya ke Jakarta menjadi guru sambil kursus Ilmu

Sejarah sampai selesai. Setelah itu saya mengikuti

Perguruan Tinggi Jurnalistik yang sekarang ada di

Lenteng Agung Jakarta sampai sarjana muda, baru

saya pindah ke Yogyakarta kuliah di UGM hanya satu

tahun.

WKR : Apa yang kadang Bapak ingat tentang masa kecil

Bapak?

JO

: Saya dulu hidup sederhana saja. Bapak hanya

mempunyai sepeda. Tetapi kayaknya dulu itu senang,

main bola dari jeruk atau kertas, membuat kereta-

keretaan dari kulit jeruk. Kalau malam, main nini

towok dan petak umpet.

(Sumber: Republika Online; Minggu, 4 Februari 1996)

Kompetensi Berbahasa Indonesia





145

4. Diskusikanlah hal-hal berikut!

a. Sudah berapa tahunkah Pak Jakob menjadi

wartawan?

.....................................................................

.........................................................

b. Menurut Pak Jakob, apa sajakah yang harus dimiliki

oleh seorang wartawan?

.....................................................................

............................................................

c. Apakah perbedaan wartawan tulis dan wartawan

televisi?

.....................................................................

............................................................

d. Apakah cita-cita Pak Jakob ketika kecil?

.....................................................................

............................................................

e. Apakah perjalanan hidup Pak Jakob dapat dicontoh?

(Tuliskanlah alasannya!)

.....................................................................

...........................................................

3. Tugas

1. Kerjakanlah secara perorangan!

2. Bacalah kembali jawaban-jawaban pada nomor 4 di atas!

3. Catatlah hal-hal penting yang diungkapkan narasumber,

yaitu Jakob Oetama, dalam wawancara tersebut!

Kompetensi Berbahasa Indonesia





146

4. Isilah format berikut!

Format Hasil Mendengarkan Wawancara

Tema

Pewawancara

Narasumber

Hal-Hal Penting

Kompetensi Berbahasa Indonesia





147